Ibu. Novi Hasmurni
Penderita Penyakit Kanker Rahim
Kelahiran seorang anak merupakan anugerah terbesar bagi seorang ibu. Begitupun dengan saya, kelahiran anak keempat membuat saya dan keluarga sangat bahagia. Walaupun kelahiran anak saya melalui operasi ceasar, rasa sakit itu pun tidak terasa karena kebahagiaan yang saya rasakan sangat besar. Namun kebahagiaan itu sekejap pudar karena setelah melahirkan, tiba-tiba rambut saya
rontok
dan semakin lama kian menipis. Hal itu membuat saya panik dan
menjalankan pemeriksaan medis tepatnya Juli-1995 ternyata kesedihan saya
tidak berhenti sampai disini. Setelah pemeriksaan medis dilakukan, saya
mendapatkan vonis dari salah seorang dokter yang membuat saya sedih,
Kanker Rahim ternyata penyakit saya. Hasil pemeriksaan itu dijelaskan
oleh dokter bahwa ada sel kanker yang sudah berakar dalam rahim saya.
Setelah pemeriksaan itu, dokter menyarankan untuk melakukan operasi
pembersihan agar sel-sel kanker itu dapat dibuang dari rahim saya.
Karena faktor perekonomian (biaya), rasa takut dan belum kuat untuk
merasakan sakitnya, saya pun menolaknya. Ketika saya sedang ke Bandung,
pertemuan saya dengan ibu Nensi (Tomang-Jakarta Barat) merupakan awal
saya mengenal matol® , kini persahabatan saya dengan Matol sudah ±13
tahun. Setelah pulang kerumah, ibu Nensi pun mengirimkan brosur Matol
dengan lengkap. Kelengkapan informasi dari brosur-brosur matol® yang
dikirimkan membuat saya ingin mencoba jamu matol® . Pembelian pertama
saya pada saat itu 1 botol matol® maxi dengan dosis yang saya konsumsi 2
sendok makan 3 kali sehari. Setelah pengkonsumsian itu efek yang saya
rasakan adalah buang-buang air besar (±5 kali sehari) dan rambut saya
semakin rontok. Efek itu membuat saya takut ternyata menurut ibu Nensi,
gejala tersebut tidak berbahaya dan pengkonsumsian matol® tetap
dijalankan namun dosisnya harus ditambah. Akhirnya karena saya ingin
sembuh, dosis saya tambah menjadi 3 sendok makan 3 kali sehari. Otomatis
efek samping yang saya rasakan hilang. Selang beberapa minggu saya
melihat kotoran yang saya buang, ternyata gumpalan darah sebesar kotoran
kambing. Kepanikan pun timbul, tetapi ibu Nensi menyarankan saya jangan
berhenti dan tetap lanjutkan pengkonsumsian matol®. Selain itu saya pun
memberikan matol® dikepala, agar rambut saya tidak rontok lagi.
Alhamdulillah semua usaha yang saya jalankan itu dengan penuh rasa yakin
bahwa Allah telah mengirimkan matol® untuk kesembuhan penyakit saya.
Terbukti penyakit kanker rahim saya sudah sembuh dan rambut saya sudah
tidak rontok bahkan kini sudah mulai tumbuh. Kesembuhan penyakit kanker
saya tentunya dari hasil akhir pemeriksaan kesehatan di Laboratorium
yang menyatakan bahwa rahim saya sudah sembuh dari kanker. Kesembuhan
penyakit kanker saya membuat para dokter terheran, bahkan menanyakan
sebelumnya saya berobat kemana? Saya hanya memberikan brosur matol®
untuk para dokter-dokter itu. Mereka pun terkejut bahwa jamu matol® ini
memang sangat berkhasiat, salah seorang dari mereka pun menjadi anggota
pada saat itu.Penderita Penyakit Kanker Rahim
Kelahiran seorang anak merupakan anugerah terbesar bagi seorang ibu. Begitupun dengan saya, kelahiran anak keempat membuat saya dan keluarga sangat bahagia. Walaupun kelahiran anak saya melalui operasi ceasar, rasa sakit itu pun tidak terasa karena kebahagiaan yang saya rasakan sangat besar. Namun kebahagiaan itu sekejap pudar karena setelah melahirkan, tiba-tiba rambut saya
No comments:
Post a Comment
Bagi Anda yang punya pendapat atau komentar, silahkan isi disini, barangkali gagasan Anda berguna bagi pembaca yang lainnya.